PENAWAR TAKABBUR

Seperti penyakit hati yang lain, mengubati sifat dan sikap sombong bukan perkara mudah. Tak ada doktor, tabib, atau sensei yang sanggup mengubatinya. Dari yang tidak mudah itu, ada beberapa yang bisa disebut sebagai ubat mengatasi sombong atau takabur.


Pertama adalah tawadu' atau merendahkan hati. Hanya dengan sikap rendah hati, meyakini tak ada yang lebih dan tak ada yang patut dibanggakan dari diri dan apapun yang diperbuat diri, semua kesombongan bisa disingkirkan. Sikap tawadu' boleh mengimbangi dan meneutralkan jiwa dari sifat takabur, karena hanya dengan rendah hati manusia boleh melaksanakan perintah Allah. Seorang yang selalu rendah hati, maka padanya tidak akan ada rasa congkak dan besar diri apalagi merasa lebih dari yang lain. Ia senantiasa meyakini sesuatu yang istimewa pada dirinya atau orang lain, semata kerana anugerah Allah.


Kedua adalah tawakkal melawan sombong. Dengan tawakal ialah berserah diri sepenuhnya kepada Allah maka akal akan menyadari dan hati akan meyakini, semua yang terjadi pada manusia dan seluruh makhluk adalah atas kehendak Allah dan karena itu tak layak bagi manusia untuk menyombongkan diri selain hanya berpasrah pada Allah. Sifat takabur senantiasa mengajak manusia untuk berbuat ingkar kepada Allah, sebaliknya tawakal senantiasa menyuruh manusia berbuat menurut ketentuan Allah.

"Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya."
(Ali 'Imran : 159)


Ibarat manusia, maka akan didapati tawadu adalah sebagai roh, dan tawakal sebagai jasad. Kerana menyangkut tentang kesempurnaan dimensi batiniah dan dimensi jasmaniah. Maka sangat jelas keberadaan dua sifat ini (tawadu' dan tawakal) sangat menentukan untuk meneutralkan keberadaan nafsu (jiwa) yang bertempat antara roh dan jasad (lahiriah dan batiniah), termasuk sifat sombong. Kerana itu jika roh dan jasad tadi tak bersatu, sulit bagi manusia boleh mencapai darjjat sebagai manusia utuh atau insan kamil.

Terima Kasih Kerana Sudi Membaca Post Saya

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...